Ulasan singkat lampu selain LED
Ada baiknya kita mengulas sedikit jenis – jenis lampu selain LED. Ada 5 jenis / tipe lampu yang akan dibahas : Incandescent (pijar), Halogen, Fluorescent , Lampu Induksi dan HID Lamps.
Incandescent (Lampu Pijar)
Lampu penemuan pertama dan sumber cahaya yang paling umum adalah lampu Pijar. Biasanya lampu pijar memiliki CCT sebesar 2850 K, yang menghasilkan cahaya warna kuning yang tidak asing. Warna yang dihasilkan oleh lampu Pijar bisa berubah – rubah tergantung dari kekuatan tenaga yang dialirkan. Apabila kita mencoba meredupkan (Dimmed) lampu ini, cahaya akan semakin redup dan warna cahaya terlihat agak kemerah-merahan. Hal ini dikarenakan suhu daripada filament itu sendiri berkurang. (lihat gambar di bawah utk filament)
(diambil dari lamptech.co.uk)
Lampu pijar saat dioperasikan akan menjadi panas. Suhu permukaannya mencapai 120o C utk 40 Watt lampu pijar. Maka kita harus menunggu beberapa saat setelah dimatikan agar dapat disentuh. Biasanya Lampu pijar berumur 1,000 jam (standard industry) dan dikarenakan filament nya rusak.
Halogen
Lampu halogen juga merupakan lampu pijar (Sistem kerja yang sama). Perbedaannya adalah lampu Halogen mengandung sedikit unsur / gas halogen (unsur kimia : Fluoride, Chloride, Iodide, Bromide, Astatine / Group 7 Periodic Table of Chemistry).
Unsur Halogen membuat filamentnya semakin panas dan memiliki CCT (warna Temperatur) yang lebih tinggi dari lampu Pijar. Halogen juga memperpanjang umur filament. Saat suhu cukup tinggi akibat operasi lampu halogen, halogen akan bergabung dengan atom daripada tungsten filament kemudian menguap dan bergabung kembali di filament (Redeposit). Hal ini yang membuat Umur Filament lebih lama.
Fluorescent
Cara lampu neon bekerja sangatlah berbeda dengan lampu pijar. Lampu neon adalah tabung gelas tertutup yang di dalamnya terisi gas Neon, Merkuri dan Phosphor. Saat filament di dalam tabung dipanaskan, electron keluar. Elektron ini bergabung dengan gas merkuri membentuk plasma arc. Kemudian Merkuri mengeluarkan UV Light yang bergabung dengan phosphor dan mengeluarkan cahaya yang bisa kita lihat (warna cahaya putih).
Untuk menjalankan proses rumit ini diperlukan sebuah alat special yang biasa disebut dengan ballast.
Lampu Flourescent memiliki suhu temperature yang lebih rendah (sekitar 40oC). Lebih mudah dicabut dan dipasang saat sedang beroperasi.
Biasanya lampu Fluorescent ini rusak karena filamentnya hancur. Biasanya berumur 8,000 – 10,000 jam dalam standard industry (Bervariasi tergantung factor lingkungan dan lain – lain). Karena logam di dalam filaments panas saat lampu dinyalakan, logam tersebut sedikit demi sedikit terbakar. Dan setiap kali lampu Fluorescent dinyalakan, pemanasan tiba – tiba ini mengikis sebagian dari logam ini. Bahan ini terjatuh dalam gelas kaca, sehingga kita dapat melihat warna hitam di dalam tabung gelas tersebut pada lampu Fluorescent yang sudah lama dipakai
(diambil dari daylightcompany.com 2009)
Lampu Induksi
Lampu ini setipe dengan lampu Fluorescent. Dibuat untuk mengatasi umur filaments sehingga lampu induksi tidak memakai filaments.
Lampu induksi memiliki umur 100,000 jam dalam standard industry. Karena tidak ada filaments yang akan rusak, umur nya ditentukan oleh vacuum seal dalam bohlam dan umur ballast itu sendiri.
Namun lampu induksi tidak umum digunakan. Mungkin karena kekuatiran bahaya tersinari radiasi dari system ini.
HID Lamps
High Intensity Discharge (HID) Lamps secara prinsip dasar mirip cara kerjanya dengan fluorescent. Perbedaannya adalah apabila fluorescent menghasilkan sinar Ultraviolet dan merubah nya menjadi cahaya yang dapat dilihat, gas dari HID ini langsung menghasilkan cahaya.
Comments